top of page

Lestarikan Ragam Kuliner Tradisional Milik Indonesia

by : Talitha Zuleika Islamey

 

Indonesia memiliki beragam wisata kuliner tradisional yang ada. Beragam macam jenis wisata kuliner tradisional  tersebut, untuk disetiap daerahnya memiliki ciri khas masing-masingnya. Ciri khas dari setiap kuliner itu sendiri dikarenakan perbedaan dari budaya dan kebiasaan turun temurun dari masing-masing daerahnya. Menurut Weichselbaum et al.,tahun 2009 dalam Suprapto  tahun 2011 mengatakan bahwa penggunaan bahan makanan tertentu yang telah diteruskan dari satu generasi ke genarasi berikutnya bisa disebut sebagai "makanan tradisional". Jawa tengah khususnya Kota Semarang merupakan kota transit yang memiliki beragam wisata kuliner tradisionalnya. Kuliner tradisional dari kota semarang ada yang berupa cemilan,makanan berat maupun lauk untuk teman makan sehari-hari. Makanan berupa cemilan asal daerah Semarang ini sungguh banyak macamnya. Diantaranya ada lumpia, mochi, wingko babat, lontong spekkoek, tahu baso, lekker dan lain sebagainya. Berbagai makanan berat di Kota Semarang diantaranya tahu gimbal, soto bangkong, nasi gandul. Untuk jenis makanan sebagai lauk ada berupa botok teri, ikan bandeng duri lunak, tahu pong, gongso babat dan lainnya.

 

Begitu banyak jenis makanan yang ada di Kota Semarang, namun yang menjadi maskot oleh-oleh kota semarang adalah Lumpia. Lumpia merupakan makanan berbahan dasar rebung berasal dari negeri China (Sanaji, 2009). Walaupun berasal dari negeri China lumpia telah ditetapkan sebagai maskot oleh-oleh asal semarang oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan indonesia (Kemendikbud) pada tanggal 17 Oktober 2014 yang menyatakan bahwa Lumpia merupakan warisan budaya nasional tak benda. Selain lumpia makanan asal semarang yang terkenal juga yaitu tahu bakso yang asalnya dari Ungaran Kabupaten Kota Semarang. Tahu bakso disemarang ini umumnya berisikan baso daging sapi, namun saat ini ada yang membuatnya dengan isi baso ikan juga. Keberagaman jenis kuliner tradisional yang ada di Kota Semarang ini, sebaiknya dijaga dan dilestarikan. Jangan sampai ada negara lain yang mengklaim warisan budaya Indonesia ini. Tidak hanya kuliner di Semarang namun semua ragam kuliner yang ada di Indonesia ini dari Sabang sampai Merauke haruslah dijaga dan dilestarikan terus menerus. Jangan sampai apa yang menjadi milik negara Indonesia di ambil oleh negara lain.

Tersingkirnya Makanan Tradisional oleh Makanan Cepat Saji

by : Novi Kartika Dewi

 

Semakin berkembangnya teknologi dan pengaruh globalisasi membuat pola pikir masyarakat berubah dalam berbagai aspek kehidupan. Masyarakat lokal dengan mudahnya menerima budaya dari luar negeri termasuk dalam pemilihan makan. Masyarakat lokal lebih memilih makan makanan di tempat modern. Masyarakat lokal menganggap makan makanan tradisional adalah kuno dan ketinggalan zaman. Masyarakat lokal lebih bangga dengan budaya asing dibandingkan budaya lokal termasuk dalam hal pemilihan makanan (Rahmawaty & Maharani, n.d.). Oleh karena itu, keberadaan makanan tradisional semakin tersingkir oleh makanan cepat saji.Makanan tradisional merupakan makanan yang menyehatkan dan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Makanan tradisional merupakan makanan yang tinggi akan protein, karbohidrat, serat tetapi rendah kalori. Makanan tradisional diolah dengan cara yang tradisional juga, masih jarang yang menggunakan teknologi modern. Karena belum menggunakan teknologi modern maka dalam pengolahan membutuhkan waktu yang lama dan dalam hal penyajian juga tidak menarik.

 

Makanan cepat saji semakin menjamur di kalangan masyarakat lokal. Hal ini dapat dilihat sepanjang jalan banyak restoran makanan cepat saji berdiri dengan megahnya. Masyarakat lokal lebih memilih makan makanan di restoran makanan cepat saji. Alasan masyarakat memilih makan di restoran cepat saji adalah efisien dalam hal waktu, khususnya bagi kalangan yang memiliki waktu terbatas untuk makan (Mufidah, 2006). Selain alasan waktu, alasan sosial juga berpengaruh. Bagi masyarakat lokal yang bisa makan di restoran cepat saji akan memiliki rasa bangga, sombong, atau lebih singkatnya memiliki nilai prestise tersendiri. Masyarakat lokal menganggap jika masyarakat lokal makan di restoran cepat saji maka akan dianggapsebagai orang kaya. Masyarakat lokal memiliki anggapan tersebut karena dapat makan dan bersantai di restoran milik luar negeri. Makanan cepat saji dengan makanan tradisional memiliki perbedaan yang mencolok. Misalnya dalam hal publikasi. Untuk makan cepat saji dipublikasikan pada berbagai macam media elektronik maupun non elektronik dan ditampilkan dengan sangat menarik. Sedangkan untuk makanan tradisional dipublikasikan oleh Tv yang secara khusus meliput makanan tradisional dari suatu daerah. Jadi, tidak seperti publikasi makanan cepat saji yang ada dimana-mana dan kapanpun ditayangkan. Kemudian penyajian makanan cepat saji juga lebih menarik dibandingkan makanan tradisional. Hal ini disebabkan makanan cepat saji diolah dengan menggunakan teknologi modern dan dalam waktu yang tidak lama. Makanan cepat saji dapat membahayakan kesehatan. Makanan cepat saji merupakan makanan yang disajikan secara cepat dengan menggunakan teknologi yang maju dan ditambah dengan pengawet (Kompasiana 2013). Kandungan gizi pada makanan cepat saji berbanding terbalik dengan kandungan gizi pada makanan tradisional (Emilia & Pendahuluan, 2009). Dalam makanan cepat saji terdapat tingginya kalori dan lemak serta rendahnya serat. Jika masyarakat berlebihan dalam mengkonsumsi makanan cepat saji dapat menyebabkan penyakit, seperti obesitas (Gandjar 2007).

 

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan semakin majunya teknologi dan pengaruh globalisasi dapat merubah pola pikir masyarakat lokal. Masyarakat lokal lebih bangga dengan budaya asing dibandingkan budaya lokal termasuk dalam hal pemilihan makanan. Masyarakat lokal lebih memilih makanan cepat saji dibandingkan makanan tradisional karena beberapa alasan. Beberapa alasan itu antara lain dalam hal efisien waktu, penyajian makanan lebih menarik, dan anggapan dari orang lain (prestise). Kandungan makanan cepat saji dapat membahayakan kesehatan karena kandungan gizinya rendah, berbeda dengan makanan tradisional yang kandungannya dibutuhkan oleh tubuh dan menyehatkan. 

Kandungan Gizi Dibalik Renyahnya Lumpia Semarang

by : Ana Maria Ulfa

 

Setiap daerah di Indonesia, pasti mempunyai makanan khas masing-masing. Makanan khas ini dapat dijadikan sebagai aset wisata dan daya tarik wisatawan dalam bidang kuliner. Wisata kuliner tidak hanya berbicara soal rasa, tapi juga soal gizi yang terdapat dalam makanan tersebut. Dalam hal ini, gizi tersebut disebut sebagai Gizi Kuliner. Gizi Kuliner adalah perpaduan antara pengetahuan ilmu gizi dan ilmu bahan makanan serta seni dalam mengolah bahan makanan yang dapat menghasilkan suatu hidangan yang lezat, sehat, bergizi dan menarik (Tarwotjo, n.d.).

 

Kota Semarang merupakan kota yang terkenal dengan sebutan “Kota Lumpia” dikarenakan lumpia adalah salah satu makanan khas Kota Semarang yang dibuat menggunakan lembaran kulit lumpia dengan berbagai macam isi. Lumpia merupakan pernikahan rasa antara Tiongkok dan Indonesia, berupa makanan sejenis rolade dengan isinya yang bermacam-macam seperti rebung, ayam, telur, udang dan sayuran (Windratie, 2015). Ternyata lumpia tidak hanya rasanya saja yang enak, tetapi dalam renyahnya lumpia juga tersimpan kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh. Kandungan gizi tersebut terutama terdapat dalam isian lumpia yang terdiri dari berbagai jenis. Berbagai isian di dalam kulit lumpia yang sering digunakan untuk lumpia yaitu rebung. Rebung merupakan tunas bambu muda yang banyak diolah untuk isian lumpia maupun untuk sayur (Salahudi, 2004). Jenis rebung yang sering dikonsumsi adalah rebung petung atau betung (Dendrocalamus asper). Menurut Amelinda Angela, peneliti dari Nutrifood Research Centre, dalam rebung terdapat kandungan berupa kalori, lemak, kalium, vitamin A,vitamin B6, vitamin E dan serat. Serat berfungsi untuk melancarkan pencernaan dan mencegah berbagai jenis penyakit kardiovaskular. Kalium dibutuhkan tubuh untuk menggerakkan otot, menjaga tekanan darah dan menjaga keseimbangan cairan tubuh. Rebung juga berfungsi sebagai antioksidan dan penangkal radikal bebas. 

 

Selain rebung, isian lumpia yang lain yaitu ayam, udang dan telur. Ketiga isian lumpia tersebut mengandung lemak dan protein hewani yang berfungsi sebagi sumber energi bagi tubuh, bahan penyusun komponen tubuh dan membantu proses pertumbuhan anak. Sedangkan isian lumpia berupa sayuran yang sering digunakan yaitu wortel, kubis, kecambah, sawi, dan lain sebagainya. Sayuran-sayuran tersebut mengandung vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai antioksidan, menjaga kesehatan mata serta menjaga kesehatan tulang dan gigi. Dengan demikian, lumpia tidak hanya berperan sebagai makanan khas kota Semarang, tetapi lumpia juga bisa menjadi pilihan makanan sehat karena terdapat berbagai kandungan gizi dalam lumpia yang berguna bagi tubuh. Jika dibandingkan dengan makanan modern yang berasal dari luar negeri seperti fast food, lumpia pasti lebih banyak kandungan gizinya. Jadi, lumpia dapat dijadikan sebagai branding kota Semarang dimana bukan hanya soal rasanya, tetapi juga soal kandungan gizinya.

Memperkenalkan Budaya lewat Makanan Tradisional

by : Rizky Amalia Saraswati

 

Makanan tradisonal Indonesia merupakan makanan yang berasal dari Indonesia dan mencerminkan budaya serta adat yang ada di Indonesia. Makanan tradisional biasanya muncul dan menjadi ciri khas karena adat masyarakat sehingga makanan tradisional sangat erat kaitanya dengan budaya suatu etnis/negara. Banyak sekali makanan tradisional Indonesia yang mempunyai potensi yang dapat menggerakan pariwisata untuk menarik pengunjung lokal maupun mancanegara. Memperkenalkan makanan tradisional juga sekaligus mempekenalkan budaya dibalik makanan itu sendiri.

 

Ada beberapa makanan khas Indonesia khususnya Jawa yang digemari banyak orang yaitu nasi liwet yang merupakan makanan khas daerah Solo, yaitu nasi yang di masak dengan kelapa yang diatasnya terdapat suwiran ayam dan tahu yang disajikan dengan sayur labu siam.  Liwet sendiri berarti memasak nasi dengan cara direbus dan ditambahkan bumbu dan rempah rempah tertentu. Nasi liwet bisa dikatakan unik karena penyajianya menggunakan daun pisang dan suruh yang terbuat dari daun pisang juga. Oleh karena itu makanan ini sangat mencirikan budaya jawa yang memang biasaya membungkus dan menggunakan daun pisang dan sendoknya dari daun pisang juga.  Makanan selanjutnya ada nasi Krawu,nasi Krawu  merupakan makanan khas dari Gresik Jawa Timur. Nasi ini disajikan dengan sate lilit dan ikan teri jengki khas kota Medan yang kemudian diatasnya ditaburi srundeng. Selain menggunakan daun pisang sebagai pembungkusnya, ada yang unik lagi selain pembungkusnya, yaitu meskipun nasi Krawu berasal dari Gresik Jawa Timur tapi penjual nasi Krawu selalu orang Madura. Padahal jika dilihat lihat tidak ada keterkaitan antara nasi Krawu dan Madura. Selanjutnya ada Sego Megono khas Pekalongan Jawa Tengah, yakni nasi yang dilubangi tengahnya dan diisi urap sayur, ayam suwir, nangka muda dan disajikan dengan sambal tauco khas kota Pekalongan. Sego Megono berasal dari kata Sego yang berarti nasi dan Megono yang berasal Mergo lan ono. Dinamakan Megono karena memang nasi ini memang banyak disajikan di warung warung sampai restoran mahal. Jadi dapat disimpulkan bahwa makanan tradisional yang berasal dari jawa ini mempunyai ciri khas tersendiri dari budaya jawa. Sehingga bagi wisatawan lokal dan jawa dapat menikmati makanan ini langsung dari kotanya. Sehingga pariwisata ini dapat menggerakan sektor pariwisata melalui makananya. 

Bahaya Pemakaian Zat Pewarna dan Pengawet pada Makanan

by : Kareza Ahmad

 

Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang ditemukan makanan-makanan yang bisa dibilang tidak alami lagi atau terdapat zat aditif yang ditambahkan pada makanan tersebut. Bahan makanan digunakan untuk berbagai fungsi antara lain untuk meningkatkan waktu hidup makanan atau untuk melindungi makanan dari ketengikan (Kristianingrum 2008). Sebagian masyrakat mungkin tidak mengetahui bahwa penyedap rasa yang dikonsumsi sehari-hari mengandung bahan pengawet. Penggunaan bahan tambahan sebenarnya telah diatur oleh bada resmi suatu negara, misalnya penggunaan zat warna dalam makanan (Rohman and Gandjar 2007). Pemakaian zat pewarna & pengawet yang terlalu berlebihan menyebabakan berbagai dampak negatif bagi kesehatan.

           

Zat pewarna dipakai dengan tujuan untuk membuat tampilan makanan terlihat lebih menarik untuk menikmatinya. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintesis memang memiliki sejumlah keunggulan diantaranya mempunyai banyak pilihan warna, mudah menyimpannya, dan tahan lama. Namun tidak semua zat pewarna buatan dapat dipakai untuk makanan, beberapa diantaranya dibuat untuk pewarna tekstil. Jika pewarna tekstil ini yang dicampur ke dalam makanan, meskipun warna yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, namun dampaknya sangat berbahaya  bagi kesehatan tubuh dikarenakan pewarna tekstil bersifat karsinogen yang menjadi penyebab penyakit kanker. Zat pengawet merupakan zat-zat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan agar tetap segar, tidak bau dan rasanya tidak berubah, melindungi makanan dari bakteri (Angela 2015). Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu,mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun. Tetapi bila zat pengawet disalahgunakan seperti pemakaian formalin dan boraks akan membawa efek samping bagi kesehatan antara lain :

  • Gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit

  • Gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat

  • Terjadinya komplikasi pada otak dan hati

  • Menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3-6 gram.

 

Pemakaian zat aditif yang sesuai dengan batasan-batasan penggunaannya atau dalam tahap sewajarnya masih memungkinkan untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan. Pada kenyataan saat ini, makanan yang dijual di pasaran banyak mengandung zat aditif yang sangat berbahaya & bahkan tidak boleh ditambahkan pada makanan. Zat aditif yang berlebihan akan membahayakan kesehatan bagi yang menggunakannya seperti memicu kanker, kerusakan pada otak & hati, gangguan pada saraf serta yang paling fatal adalah dapat menyebabkan kematian.

Pengaruh Bangsa Asing Terhadap Makanan Indonesia

by : Rianto Josua Roinson Sagala

 

Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam jenis makanan yang tersebar di setiap daerahnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri-ciri khas makanan yang berbeda-beda. Makanan khas setiap daerah dapat mencerminkan sejarah daerah tersebut terutama pada makanan tradisional. Namun, beberapa makanan khas daerah Indonesia merupakan pengaruh dari bangsa lain. Pengaruh tersebut akibat dari masuknya bangsa lain ke Indonesia. Pengaruh bangsa lain terhadap makanan di Indonesia sangat erat. Sejarah mencatat bahwa sejak zaman kerajaan banyak bangsa lain yang datang ke Indonesia. Rijsttafel merupakan perpaduan budaya makanan pribumi dan Eropa sebagaimana tampak dalam pelayanan dan tata cara makanan serta jenis hidangannya. Pengaruh Eropa terhadap kuliner Indonesia memang tampak jelas, namun sebenarnya lingkungan alam dan budaya pribumi juga mempengaruhi dunia kuliner Eropa. Sehingga beberapa masakan daerah Indonesia juga terpengaruh oleh Rijsttafel karena Indonesia merupakan salah satu negara jajahan kolonial Eropa(Rahman 2011).

 

Belanda merupakan negara yang memiliki pengaruh besar terhadap makanan Indonesia, khususnya jawa. Hal ini di sebabkan pada masa penjajahan Belanda pertama kali membangun daerah kekuasaannya di Jawa. Pada akhir kekuasaan VOC, banyak bangsa Belanda yang tinggal, menetap dan menikah dengan masyarakat Indonesia. Akibat dari menetapnya bangsa belanda membuat pengaruh terhadap makanan di Jawa. Sup sohun belanda, Sup kacang polong belanda, dan Bistik djawa merupakan contoh pengaruh bangsa belanda terhadap makanan di Indonesia(Susanti 2013). Pengaruh bangsa lain juga dapat berdampak negatif bagi makanan di Indonesia seperti Junk Food. Makanan junk food adalah makanan yang memiliki sedikit kandungan gizi, atau makanan yang sebetulnya kandungan nutrisinya cukup tapi mengandung zat-zat yang tidak sehat kalau dikonsumsi terus-menerus. Munculnya produk makanan  “Junk Food” di Indonesia seperti MCDonal’s, Mie Instan, dan produk asing lainnya berdampak bagi makanan asli Indonesia dan kesehatan. Akibat dari munculnya produk makanan asing tersebut membuat masyarakat Indonesia beralih ke makanan Junk Food karena penyediaannya yang cepat dan praktis.  Perkembangan pesat produk makanan asing di Indonesia membuat produk makanan asli Indonesia dilupakan. Selain itu, Junk Food juga dapat berdampak pada kesehatan seperti kolesterol, jantung, stroke, dan lain-lain(Anna 2011).

 

Kehadiran bangsa asing di Indonesia sangat berpengaruh pada makanan Indonesia. Pengaruh bangsa lain terhadap makanan di Indonesia dapat berdampak positif dan negatif. Makanan asli suatu negara/daerah merupakan suatu identitas negara/daerah tersebut.  Sehingga perlu pengawasaan dalam mengatur pengaruh bangsa asing terhadap makanan asli Indonesia. Dengan begitu pelestarian akan makanan asli/tradisional Indonesia dapat terjaga, karena makanan tersebut menjadi identitas setiap daerah di Indonesia.

Kuliner Khas Kota Semarang

by : Sheilla Hanida

 

Berjalan-jalan di kota semarang, rasanya seperti kembali ke masa lalu. Begitu historisnya kota ini, sampai ke sudut-sudut kota, masih terasa hangatnya suasana tempo doeloe yang kental. Nampak di beberapa bagian, bangunan dari peninggalan Belanda dulu masih bertengger rapi melengkapi landscape kota. Sambil berjalan-jalan sore dikota Semarang yang hangat ini, asyiknya mencoba beragam kuliner tradisional khas semarang yang bermacam-macam. Kota Semarang kaya akan kuliner tradisionalnya yang secara turun temurun diwariskan oleh keturunan Tionghoa, Arab dan lain sebagainya. Kota Semarang Jawa Tengah, merupakan daerah perpaduan etnik yang berdampingan seperti Jawa, Arab, China, India dan berbagai daerah di Indonesia(Safuan, 2011). Sebelum mendalami kuliner tradisional khas Kota Semarang, tahukah Anda apa yang dimaksud dengan kuliner tradisional? Kuliner tradisional adalah makanan dan minuman, termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat Indonesia(Monique, 2013).

 

Semarang, ibukota propinsi Jawa Tengah ini punya berbagai varian kuliner yang unik dan menggoda iman karena kuliner Semarang memiliki cita rasa yang berbeda serta kenikmatan yang tak ada duanya. Perbedaan cita rasa tersebut disebabkan karena banyaknya pengaruh etnik yang masuk di Kota Semarang sendiri, mulai dari makanan berat yang harus dimakan di tempat sampai makanan ringan yang bisa dibawa pulang untuk oleh-oleh. Salah satu kawasan yang unik di Kota Semarang adalah Kawasan Jalan Pandanaran dimana kawasan Jalan Pandanaran dikenal sebagai pusat oleh-oleh Kota Semarang (Werdiningsih, 2006). Siapa yang tak tahu makanan khas Semarang bernama lunpia? Pasti tak asing lagi ditelinga penikmat kuliner nusantara yang satu ini. Makanan pertama yang wajib dicoba saat berada di Semarang adalah lunpia. Kuliner yang satu ini sangat terkenal di Semarang dan merupakan salah satu yang paling dicari oleh wisatawan yang piknik ke Semarang. Lunpia merupakan gorengan berlapis tepung yang berisi rebung, telur dan daging atau jeroan ayam. Rasanya benar-benar nikmat dan bikin air liur tak henti-hentinya mengalir. Mudah untuk mencari warung lunpia di Semarang. Lunpia Semarang sendiri merupakan perpaduan rasa antara Indonesia dan Tionghoa. Sejarah lunpia Semarang berawal dari seorang keturuan Tionghoa yang menikah dengan warga Semarang. Lumpia Semarang sudah dikenal sejak jaman Orde Lama saat penyelanggaran GANEFO tahun 1963.

 

Makanan khas Semarang yang kedua yakni bandeng presto. Bandeng presto terbuat dari olahan ikan bandeng yang dilunakan duri-duri nya sehingga memudahkan konsumen untuk memakannya. Mencari warung makan yang menjual bandeng presto di Semarang bukanlah perkara yang terlalu sulit. Selain nikmat untuk dimakan di tempat, bandeng presto juga cocok untuk oleh-oleh. Kota Semarang juga sangat terkenal dengan makanan wingko babat. Wingko babat sendiri merupakan makanan yang dibuat dengan bahan dasar beras ketan dan kelapa. Wingko babat biasanya berbentuk bulat, ada juga yang berbentuk kotak. Biasanya, wingko babat dijual dalam bungkusan besek atau kardus yang isinya kira-kira 20-an butir. Wingko babat dibuat tanpa bahan pengawet. Makanan ini hanya bisa bertahan 2-5 hari saja. Wingko babat bisa didapatkan di berbagai pusat oleh-oleh di Semarang. Yang paling banyak biasanya di jalan Pandanaran.

 

Tahu gimbal memang salah satu kuliner yang paling banyak macamnya. Tahu gimbal ini mirip dengan tahu kupat namun lebih komplit. Selain tahu goreng sebagai bahan utama, ada campuran lain seperti tauge, lontong, dan juga gimbal (udang yang digoreng dengan tepung). Untuk menambah cita rasa, perpaduan bahan-bahan diatas disiram dengan saus bumbu kacang encer. Dijamin rasanya bikin ketagihan! Berikutnya adalah ganjel rel. Makanan khas Semarang ini memang memiliki nama yang unik dan sedikit aneh. Tetapi jika mencoba rasa dari makanan tersebut rasa aneh akan berubah menjadi rasa lezat yang dapat menggoyang lidah para penikmatnya. Makanan berbasis roti dengan warna coklat yang didapat dari gula jawa dan diberi lapisan wijen diatasnya memiliki citarasa yang manis legit. Begitu pas untuk menemani snack time di pagi hari. Makanan ini adalah jajanan khas Kota Semarang yang popular tempo doeloe. Untuk asal mula nama ganjel rel sendiri, dikarenakan bentuknya yang besar.

 

Wedang tahu adalah sejenis minuman yang beraroma jahe dan berisi sari tahu(Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2014). Wedang tahu adalah minuman asli Semarang yang dapat menghangatkan badan dan cocok jika diminum saat cuaca mendung bahkan hujan. Rasa dari wedang tahu sendiri hampir sama dengan rasa wedang ronde hanya saja wedang tahu diaplikasikan oleh sari tahu yang menambah kenikmatan rasanya. Tak hanya itu saja, penjelasan diatas merupakan ikon makanan khas Kota Semarang yang terkenal. Adapaula beberapa kuliner Semarang yang hingga saat ini kurang banyak dikenal seperti nasi ayam, mie titee, sop semarang, petis kangkung dan masih banyak lagi kekayaan kuliner khas Semarang(Rochmawati, Nailah, & Oktariadi, 2013). Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Semarang serta hasil survey primer yang dilakukan, diperoleh bahwa lokasi-lokasi makanan tersebar di beberapa kawasan yang bisa menjadikan sebagai tujuan wisata makanan,diantaranya Kawasan jalan Pandanaran, Kawasan simpang lima, Kawasan jalan MT. Haryono, Kawasan Taman KB, dan Kawasan Mall sri ratu.(Pujiyati & Harsana, 2011).

Pengoptimalan Potensi Kebudayaan Kuliner Indonesia Demi Kemajuan Pariwisata Kuliner Indonesia

by : Zaenab Arifah

 

Kekayaan budaya yang dimiliki Negara Indonesia menjadi potensi besar sektor pariwisata untuk dapat tumbuh subur. Keragaman budaya ini menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. Setiap daerah di Indonesa memiliki ciri khas budaya tertentu. Masing-masing budaya ini kemudian ditampilkan dan dijadikan sebagai daya tarik wisata. Sebagai timbal baliknya, para wisatawan menginvestasikan uangnya dalam rangka menikmati budaya tersebut. Secara tidak langsung, melalui keragaman budaya, pariwisata telah meberikan nilai guna pada masyarakat setempat. Bryden dalam Mangiri (2003) dalam Prabowo (2009) menyebutkan 5 dampak positif pariwisata bagi masyarakat. Manfaat tersebut, yaitu: memperbaiki neraca pembayaran sebagai penghasil devisa, menyebarkan pembangunan ke daerah-daerah non industri, menciptakan lapangan kerja, dan menghasilkan dampak pengganda perekonomian (multiplier effect). (Oda 2011)

 

Keragaman budaya di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan tarian atau pun produk seni, tetapi budaya juga mencakup produk kuliner. Wisata kuliner telah menjadi wisata yang menguntungkan perekonomian negara. Berbagai data menunjukkan bahwa kontribusi wisata kuliner terhadap perekonomian berbagai negara di dunia sekitar 25 persen. Di Indonesia, kontribusi sektor kuliner terhadap PDRB Indonesia tahun 2013 mencapai Rp. 209 triliun. (Asdhiana 2014)

 

Kemajuan pariwisata kuliner Indonesia sangat mungkin untuk terlaksana. Tentunya untuk mewujudkan hal ini diperlukan adanya sinergisitas yang baik antara pemerintah, masyarakat, pihak swasta dan pemangku kepentingan yang lain. Pemerintah berlaku sebagai pembuat kebijakan menjadi penentu arah kemajuan pariwisata kuliner. Pemerintah bertanggung jawab mempromosikan dan membuat citra kuliner Indonesia sehingga dapat menarik minat wisatawan. Peran lain dari pemerintah adalah untuk  menumbuhkan rasa cinta masyarakat pada kuliner Indonesia itu sendiri. Peran ini sangat penting mengingat masyarakat akan menjadi aktor yang melestarikan dan menghidupkan wisata kulienr tersebut. Pihak swasta turut berperan dalam rencana kemajuan pariwisata kuliner dengan modal besar yang dimilikinya. Modal ini dapat digunakan untuk menyusun rencana strategis demi kepentingan kemajuan pariwisata kuliner. Pihak swasta juga berfungsi untuk menumbuhkan animo masyarakat terhadap rencara ini. Di samping itu, adanya kolaborasi dengan pemangku kebijakan yang lain harus diperhatikan. Salah satu pemangku kebijakan yang berperan penting dalam kasus ini adalah organisasi kepariwisataan. Organisasi kepariwisataan merupakan wadah yang memperlancar operasional usaha wisata, sekaligus menjadi tempat untuk saling berbagi dan menyebarkan informasi. Kelembagaan itu berfungsi dan berperan sebagai lembaga legislasi, eksekusi dan yudikasi industri pariwisata. (Ismayanti 2010)

 

Potensi yang dimiliki Indonesia memang sangatlah besar. Namun, potensi ini akan menjadi sia-sia apabila pengelolaan wisata kuliner itu sendiri tidak dimaksimalkan karena kurangnya kerja sama dan tidak adanya kolaborasi yang maksimal antara pemerintah masyarakat, pihak swasta, dan pemangku kebijakan yang lain. 

Kuliner sebagai Acuan Utama Pariwisata Sumatera Barat

by : Zulhamdi

 

Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan keanekaragaman budaya dan berbagai macam kuliner tradisional yang dapat dijadikan sebagai pariwisata. Kuliner Indonesia dapat diangkat sebuah unique selling proposition dari sekian banyak daya tarik pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia (Primasari 2012). Dalam segi perjalanan wisata, baik untuk menikmati wisata alam, budaya, maupun hiburan, pasti akan membutuhkan makan. Melihat dari semua potensi wisata tersebut, maka kuliner dipilih sebagai acuan utamanya, karena kuliner tidak bisa dinikmati dengan foto dan video saja melainkan dicicipi secara langsung. Sehingga kuliner menjadi salah satu alternatif dalam pengembangan daerah pariwisata lokal di Indonesia tidak terkecuali di Provinsi Sumatera Barat.

 

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang saat ini menjadi daerah wisata bagi warga dosmetik maupun mancanegara. Salah satu kuliner yang paling terkenal dan harus dinikmati di daerah ini adalah rendang. Rendang merupakan makanan yang berasal dari daging yang dimasak dengan santan dan kaya akan rempah – rempah. Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu – bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Menteri Kesehatan Nila dalam detik.com mengatakan bahwa kuliner Sumatera Barat memang cuma ada dua kata yaitu enak dan sangat enak, terutama rendang. Rendang itu sudah diakui sebagai makanan paling enak di dunia. Rendang yang terbuat dari daging memang memiliki kandungan protein yang tinggi. Jika dimakan dengan nasi hangat yang mengandung karbohidrat kompleks, kecukupan gizi pun akan dapat terpenuhi (Sulaiman 2015).

 

Kuliner yang selanjutnya adalah singgang ayam. Singgang ayam berasal dari ayam jantan besar yang dibumbui dengan cabe merah kemudian dibakar. Singgang ayam biasanya dihidangkan ketika perayaan upacara adat, seperti pernikahan dan upacara penghulu. Ketika upacara adat sedang berlangsung, ayam ini tidak boleh dimakan sebelum para tetua adat seperti panungkek (wakil kepala adat), tuanku/inyiak (tokoh agama), dan penghulu (kepala adat) memotong, mengambil, dan memakan potongan daging singgang ayam tersebut (Khadafi 2008). Jadi, makanan kuliner merupakan suatu simbol suatu daerah. wisata kuliner juga dapat dijadikan salah satu faktor yang dapat meningkatkan pendapatan negara. Diharapkan dengan penulisan ini, pemerintah diharapkan lebih kreatif dalam mempromosikan kuliner Indonesia, terutama makanan kuliner Sumatera Barat. 

bottom of page